Seoul, (tvOne)
Pasca serangan artileri Korea Utara (Korut) ke sebuah pulau perbatasan di Korea Selatan (Korsel), Seoul memutuskan untuk mulai menghentikan pengiriman bantuan pangan ke Pyongyang.
Korsel pada September lalu memang menjanjikan paket bantuan senilai 10 miliar won (8,3 juta dolar)setelah negara tetangganya yang miskin dan terisolasi itu dihantam oleh banjir besar pada Agustus. Bantuan tersebut terdiri dari beras, mie instan, semen dan pasokan barang darurat lainnya
Bantuan itu dikirimkan atas nama Palang Merah dan organisasi-organisasi swasta lain, namun sebagian didanai oleh pemerintah. Juru bicara kementerian, Chun Hae-Sung, mengatakan 5.000 ton beras, tiga juta pak mie instan dan 3.000 ton semen telah dikirimkan. Namun, 7.000 ton semen terhambat bersama dengan pasokan medis senilai 580 juta won.
Pengiriman beras itu adalah bantuan beras pertama yang didanai pemerintah kepada Korea Utara sejak pemerintah konservatif Korea Selatan mengambil alih pemerintahan pada awal 2008.
Namun, serangan artileri Korut ke pulau perbatasan kedua negara, Selasa (23/11), yang menewaskan dua marinir dan melukai 15 orang lainnya bersama dengan tiga warga sipil, memicu kemarahan Korsel.
Korut sendiri selama ini memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap bantuan pangan dari Korsel. Meski begitu, Korut juga tak pernah berhenti menggencarkan aksi provokasi dan ancaman terhadap negara tetangganya yang lebih makmur tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar